Apa itu Eklampsia pada Ibu Hamil? Kenali Gejala dan Pengobatannya

Apa itu Eklampsia?

Apa itu Eklampsia pada Ibu Hamil? Kenali Gejala dan Pengobatannya

Eklampsia adalah gangguan kehamilan yang umum terjadi pada ibu hamil, dengan gejala kejang dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Pada pemeriksaan urin juga biasanya dapat ditemukan adanya protein pada urin atau proteinuria. Jika kondisi ini dibiarkan, dapat mengancam nyawa ibu dan janin dalam kandungan. Oleh karena itu, ibu hamil perlu tahu apa saja faktor penyebab, gejala, dan pengobatannya. Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut!

Pengertian Eklampsia

Eklampsia adalah kondisi yang terjadi selama masa kehamilan dan menyebabkan kejang pada ibu hamil. Kondisi ini biasanya muncul setelah 20 minggu kehamilan pada ibu dengan tekanan darah normal.

Eklampsia adalah kondisi yang jarang terjadi dan dapat memengaruhi 1 dari 2000-3000 ibu hamil setiap tahunnya. Jika ibu hamil terserang eklampsia, harus segera ada penanganan medis. Hal ini untuk mencegah komplikasi yang semakin serius.

Kejang eklampsia umumnya terbagi menjadi dua fase, yaitu :

  • Fase kejang pertama, kejang pertama memiliki durasi antara 15-20 detik pertama. Fase ini muncul dengan gejala kedutan pada wajah, mengalami kekakuan tubuh, dan otot menegang.
  • Fase kejang kedua, kejang kedua memiliki durasi kejang 60 detik. Fase ini mulai dari rahang, bergerak ke area wajah seperti otot muka, kelopak mata hingga menyebar ke seluruh tubuh.

    Namun, tidak semua ibu hamil dengan kondisi ini akan mengalami kedua fase tersebut. Bentuk kejang bisa juga bervariasi. Setelah kejang, ibu hamil biasanya tidak akan ingat apa yang terjadi. Efek lain yang dirasakan setelah kejang akan merasa mengantuk, bingung, lelah di sekujur tubuh, sakit kepala hingga nyeri otot.

    Baca Juga: Plasenta Previa Adalah: Plasenta yang Menutupi Jalan Lahir

    Gejala Eklampsia

    Umumnya, gejala eklampsia pada ibu hamil ditandai dengan kejang-kejang. Selain kejang, gejala eklampsia antara lain:

    • Tekanan darah tinggi
    • Mengalami sakit kepala
    • Mengalami sakit perut
    • Pusing
    • Mengalami mual dan muntah
    • Pembengkakan di tangan dan kaki
    • Mengalami gangguan pada indra penglihatan
    • Peningkatan kadar protein dalam urin
    • Penurunan frekuensi dan jumlah urin
    • Mengalami kenaikan berat badan

    Pada fase awal dimana ibu hamil mengalami proteinuria atau ditemukannya protein pada urin, bisa saja tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini disebut juga dengan preeklampsia. Oleh karena itu, penting untuk menemui dokter dan melakukan pemeriksaan tekanan darah serta tes urine secara rutin.

    Faktor Penyebab Eklampsia pada Ibu Hamil

    Dokter sampai saat ini belum tahu penyebab pasti dari eklampsia. Setiap kasus eklampsia memiliki varian dan karakteristik yang berbeda dengan kasus yang lainnya. Dokter menduga bahwa kondisi tersebut akibat pembentukan plasenta yang tidak normal.

    Faktor lain yang bisa menyebabkan kondisi ini adalah:

    • Riwayat kehamilan: Sebagian besar ibu hamil yang mengalami kasus eklampsia terjadi pada kehamilan pertama. Selain itu, gangguan pada kehamilan sebelumnya juga dapat meningkatkan risiko terjadinya eklampsia.
    • Usia ibu hamil: Ibu hamil yang berada di usia remaja dan di atas 35 tahun memiliki peningkatan risiko eklampsia.
    • Riwayat keluarga: Ibu yang pernah mengalami eklampsia pada kehamilannya berisiko menurunkan eklampsia pada anak perempuannya.
    • Obesitas: Ibu hamil dengan kondisi obesitas berisiko tinggi mengalami eklampsia.
    • Tekanan darah tinggi: Ibu hamil yang memiliki penyakit darah tinggi berisiko mengalami eklampsia selama masa kehamilan.
    • Kondisi medis lainnya: Kondisi medis lain yang menjadi faktor penyebab eklampsia termasuk kehamilan kembar, rusaknya aliran pembuluh darah plasenta, diabetes gestasional, menderita lupus, dan penyakit ginjal.

    Pengobatan yang Direkomendasikan

    Setelah eklampsia terdiagnosis, cara ampuh mengatasi eklampsia adalah dengan melahirkan bayi secepatnya. Upaya ini dapat dengan melahirkan bayi melalui operasi caesar. Jika bayi tidak lahir lebih awal, maka dapat menyebabkan komplikasi serius. Selain itu, beberapa kondisi eklampsia dapat diatasi dengan menggunakan obat. Obat eklampsia antara lain:

    • Magnesium sulfat, adalah obat untuk mengurangi kemungkinan kejang terjadi berulang. Pengobatan ini diberikan selama 24 hingga 48 jam setelah kejang terjadi.
    • Antikonvulsan, tergolong obat anti kejang. Obat ini bermanfaat untuk mengatasi dan mencegah munculnya kejang.
    • Obat tekanan darah tinggi, diperlukan bagi ibu hamil dengan riwayat eklampsia saat sedang persalinan atau setelah melahirkan.

    Beberapa kasus eklampsia dapat sembuh dengan sendirinya setelah bayi dilahirkan. Di sisi lain, penyakit ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu mengonsultasikan tentang kondisi kehamilannya.

    Baca Juga: Bagaimana Cara Merasakan Gerakan Janin Usia 3 Bulan?

    Kapan Harus ke Dokter

    Ibu hamil harus rutin memeriksakan kondisinya dan janin dalam kandungan. Tujuannya untuk mengetahui perkembangan janin di dalam kandungan. Kapan harus ke dokter adalah saat Anda mengalami berikut ini:

    • Tekanan darah naik hingga mencapai 160/110 mm Hg atau lebih.
    • Mengalami sakit kepala parah yang terjadi secara terus menerus. Terkadang, sakit kepala muncul dengan gangguan penglihatan.
    • Mengalami nyeri hebat di bagian perut. Terutama di sisi kanan perut bawah tulang rusuk. Ini bisa saja pertanda adanya pembengkakan.
    • Mengalami pendarahan yang tidak biasa selama masa kehamilan.

    Selain itu, ibu hamil juga harus rutin melakukan pemeriksaan lain, yaitu :

    1. Pemeriksaan urin: Pemeriksaan urin berfungsi untuk melihat bagaimana kadar protein dalam urin Anda. Jika hasilnya tinggi, bisa jadi itu adalah tanda awal dari eklampsia.
    2. Cek tekanan darah tinggi: Tekanan darah tinggi dapat menjadi indikator eklampsia. Melakukan pemeriksaan tekanan darah tinggi menjadi hal penting bagi ibu hamil.

    Jadi, pastikan ibu hamil tidak pernah terlambat memeriksakan kondisi kandungannya. Selain itu, ibu hamil juga perlu menjaga kesehatan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi. Sekian informasi mengenai eklampsia, semoga bermanfaat.

    Telah direview oleh dr. Valda Garcia

    Source:

    Tim Konten Medis
    Terakhir diperbarui pada 25 Maret, 2025
    Dipublikasikan 14 September, 2023
    Tags: