Mengenal Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Mengenal Lebih Dekat Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Mengenal Anatomi Sistem Reproduksi Pria

Anda pasti sudah mengetahui peran utama sistem reproduksi pria untuk menjalankan fungsi reproduksinya. Ternyata setiap bagian organ reproduksi pria memiliki fungsi masing-masing. Yuk, kenali anatomi sistem reproduksi pria berikut!

Sistem reproduksi pria terdiri dari bagian dalam dan luar tubuh. Organ-organ ini akan bersama-sama membantu Anda saat buang air kecil, melakukan hubungan seksual, dan menghasilkan anak.

Fungsi lain dari sistem reproduksi pria meliputi:

1. Memproduksi, memelihara, dan mengangkut sperma (sel sperma) dan cairan pelindung (air mani)
2. Mengeluarkan sperma (ejakulasi) saat berhubungan seksual
3. Memproduksi dan mengeluarkan hormon seks pria untuk menjaga sistem reproduksi pria.

Organ reproduksi pria terletak di bagian dalam dan luar tubuh. Anda dapat membedakannya dengan mengenali strukturnya. Berikut anatomi sistem reproduksi pria yang memiliki fungsinya masing-masing.

Struktur Eksternal Organ Reproduksi Pria

Organ luar reproduksi pria meliputi, penis, skrotum dan testis. Inilah penjelasan lengkapnya.

1. Penis

Anatomi sistem reproduksi pria yang pertama adalah penis. Penis merupakan organ vital untuk melakukan hubungan seksual. Bagian ujung penis lebih sensitif karena banyaknya jumlah saraf yang bersarang di ujung penis. 3 bagian penis yang utama terdiri dari akar (radix), batang (corpus), dan kepala (glans).

  • Akar (radix): Akar penis berada menempel pada dinding perut Anda di dekat dasar panggul.
  • Tubuh (poros): Tubuh penis mempunyai bentuk menyerupai tabung atau silinder yang menggabungkan akar dan kepala penis. Pada bagian dalam terdiri dari tiga silinder jaringan ereksi, 2 buah corpora cavernosa dan 1 buah corpus spongiosum.
  • Kepala (glans): Kepala penis merupakan ujung penis yang bentuknya kerucut ditutupi dengan lapisan kulit longgar yang disebut kulup. Terkadang pengangkatan kulup dapat dilakukan disebut dengan prosedur sunat.

2. Testis

Berikutnya testis biasa disebut buah zakar atau biji kemaluan oleh orang awam. Organ reproduksi ini memiliki bentuk oval, menyerupai buah zaitun besar. Testis berada di sekitar skrotum Anda, umumnya sepasang di sisi kiri dan kanan.

Testis berfungsi untuk memproduksi hormon testosteron dan di dalamnya terdapat tabung melingkar (tubulus seminiferus) untuk menghasilkan sperma melalui spermatogenesis.

Baca Juga: Pembuahan pada Sistem Reproduksi

Struktur Internal Organ Reproduksi Pria

Organ dalam sistem reproduksi pria disebut juga sebagai aksesori, mereka termasuk:

1. Epididimis

Epididimis adalah tabung panjang melingkar di belakang testis yang berperan dalam penyimpanan sementara dan pematangan sperma sebelum membuahi sel telur.

2. Vas deferens

Vas deferens merupakan saluran berbentuk tabung dari epididimis ke dalam rongga panggul, letaknya di belakang kandung kemih. Struktur ini bertugas mengangkut sperma yang matang ke uretra untuk proses ejakulasi.

3. Saluran Ejakulasi

Saluran ini terbentuk dari penyatuan vas deferens dan vesikula seminalis menuju uretra, melewati prostat untuk menambahkan cairan ke air mani.

4. Uretra

Uretra adalah saluran yang membawa air seni dari kandung kemih ke luar tubuh. Sama halnya saat Anda mencapai orgasme, uretra akan mengeluarkan sperma.

6. Vesikula Seminalis

Vesikula Seminalis adalah kantung yang menempel pada vas deferens di dekat dasar kandung kemih. Fungsi kantung ini untuk membuat cairan kaya gula (fruktosa) sebagai sumber energi bagi sel-sel sperma dan membantunya bergerak (motilitas).

7. Kelenjar Prostat

Prostat merupakan kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi uretra berkontribusi memberikan cairan tambahan untuk ejakulasi. Cairan tambahan dari kelenjar prostat juga membantu menutrisi sperma. Sayangnya, seiring bertambahnya usia kelenjar prostat dapat membesar dan menyebabkan gangguan berkemih.

8. Kelenjar Bulbourethral (Cowper)

Kelenjar bulbourethral disebut juga kelenjar Cowper terletak di sisi uretra tepat di bawah kelenjar prostat. Ini menghasilkan cairan bening dan licin yang bermuara langsung untuk melumasi uretra dan menetralkan keasaman akibat tetesan urin.

Baca Juga: Organ Reproduksi Wanita: Anatomi dan Fungsi

Bagaimana Hormon Memengaruhi Fungsi Sistem Reproduksi Pria?

Hormon utama yang mengatur dalam sistem reproduksi pria, meliputi hormon perangsang folikel, hormon luteinizing, dan testosteron. Seluruh sistem reproduksi pria akan bergantung pada hormon untuk mengatur aktivitas berbagai jenis sel atau organ.

Sebagai contoh, hormon perangsang folikel diperlukan untuk produksi sperma (spermatogenesis) dan hormon luteinizing merangsang produksi testosteron untuk membuat sperma. Testosteron bertanggung jawab atas perkembangan karakteristik pria, termasuk kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang, pertubuhan wajah dan rambut. perubahan suara, dan gairah seks.

Tes Umum untuk Kesehatan Sistem Reproduksi Pria

Kesehatan reproduksi penting untuk dijaga karena banyak faktor yang dapat memengaruhi sistem reproduksi pria, seperti gangguan penyakit hingga infertilitas pada pria. Adapun tes kesehatan yang dapat Anda lakukan untuk memeriksa kesehatan sistem reproduksi pria meliputi:

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah
  • Tes urin
  • USG
  • Sinar x
  • Pemindaian tomografi terkomputasi (CT)
  • Pencitraan resonansi magnetik (MRI)
  • Biopsi
  • Pemeriksaan colok dubur
  • Tes antigen spesifik prostat (PSA)

Baca Juga: 5 Tes Kesuburan Pria yang Harus Diketahui untuk Program Hamil

Tips Menjaga Sistem Reproduksi Pria

Setelah mengetahui anatomi sistem reproduksi pria beserta fungsinya. Kita semakin paham betapa vitalnya satu organ reproduksi pria. Mereka saling berhubungan dan menunjang kinerja organ lainnya. Jadi, sudah seharusnya kita merawat organ intim untuk mengurangi kemungkinan timbulnya gangguan, seperti iritasi dan infeksi kulit.

Ikuti langkah-langkah berikut untuk menjaga sistem reproduksi pria tetap sehat:

  • Pastikan Anda mencuci tangan sebelum buang air kecil atau saat menyentuh penis Anda untuk mencegah kotoran yang dapat mengiritasi penis.
  • Bersihkan penis setiap hari dengan air dan sabun secara lembut untuk membunuh kuman penyebab infeksi. Jika Anda tidak disunat, bersihkan dengan hati-hati di bagian bawah kulup, pastikan untuk menarik kembali kulup Anda. Hindari menggosok ujung penis atau area sensitif.
  • Pastikan seluruh penis kering sebelum memakai pakaian dalam.
  • Gunakan celana dalam yang sudah dicuci, bersih, dan menyerap keringat.
  • Gunakan kondom untuk membantu melindungi diri dari infeksi penyakit menular seksual.
  • Pertimbangkan sunat untuk mengurangi risiko kanker penis.
  • Jalani pemeriksaan prostat teratur sebaiknya pemeriksaan prostat pertama pada usia 45 tahun untuk mencari tanda-tanda awal kanker prostat.
  • Dapatkan vaksin HPV untuk membantu melindungi Anda dari kanker penis dan kutil kelamin
  • Perhatikan berat badan dan gaya hidup sehat, seperti tidak merokok karena meningkatkan risiko terkena kanker.

Telah direview oleh dr. Sony Prabowo

Source:

Tim Konten Medis
Terakhir diperbarui pada 23 Oktober, 2024
Dipublikasikan 18 Desember, 2023