
04 Sep Apa Itu Fertilisasi atau Pembuahan? Syarat hingga Tahapannya
Fertilisasi merupakan proses pembuahan alami yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Fertilisasi muncul adanya peleburan sel sperma dan sel telur yang berhasil membentuk zigot. Ketika wanita memasuki masa pubertas, mereka akan memproduksi sel telur yang siap untuk dibuahi dan terbentuk menjadi zigot kemudian berkembang menjadi janin. Sayangnya jika sel telur tidak mengalami pembuahan maka, akan meluruh bersama darah menstruasi. Pelajari lebih jauh proses fertilisasi atau pembuahan pada ulasan berikut!.
Apa yang Dimaksud dengan Fertilisasi?
Fertilisasi adalah proses alami yang melibatkan peleburan gamet jantan dan betina guna menghasilkan zigot. Fertilisasi merupakan proses penyatuan dua jenis sel berbeda, yaitu sperma asimetris (kecil, motil) dan sel telur (besar, nonmotil).
Ketika sel sperma dan sel telur menyatu maka akan terbentuklah sebuah janin. Janin inilah yang nantinya akan lahir sebagai seorang bayi. Proses fertilisasi terjadi pada organ reproduksi wanita, yaitu tuba falopi atau saluran tuba. Ada dua jenis fertilisasi yang terjadi pada makhluk hidup, yaitu:
- Fertilisasi internal, peleburan sel telur dan sperma terjadi di dalam saluran reproduksi wanita, misalnya pada manusia.
- Fertilisasi eksternal, peleburan gamet jantan dan betina terjadi di luar tubuh organisme, misalnya bulu babi, katak, dan sebagainya.
Baca Juga: Apa Itu Zigot? Cikal Bakal Terbentuknya Janin
Fungsi Terjadinya Proses Fertilisasi
Tujuan atau fungsi utama proses fertilisasi untuk menggabungkan set kromosom haploid dari dua individu menjadi satu sel diploid atau terkenal dengan zigot. Zigot inilah yang nantinya akan berkembang menjadi janin dan lahir sebagai bayi atau anak.
Terlahirnya seorang anak inilah nantinya mampu menurunkan materi genetik dari kedua orang tuanya serta dapat menentukan jenis kelamin mereka.
Syarat Terjadinya Fertilisasi pada Manusia
Syarat terjadinya fertilisasi adalah terbentuknya sperma dan sel telur yang matang. Ovulasi menjadi salah satu proses dalam siklus menstruasi dan menunjukkan seorang wanita berada pada masa subur (fertil).
Siklus menstruasi berlangsung selama 28 hari dengan rata-rata fase ovulasi berada pada hari ke-14. Di fase ovulasi, sel telur akan bertahan hidup sekitar 12-24 jam setelah keluar dari ovarium.
Jika tidak terjadi pembuahan, sel telur akan mati dan meluruh bersama lapisan rahim atau terkenal dengan nama menstruasi. Sedangkan, pada pria sperma yang keluar ketika penetrasi dapat bertahan hidup selama 72 jam.
Sperma akan berenang menuju tuba falopi atau saluran tuba, tempat sel telur berinang. Sperma yang sehat dan matang akan mencapai sel telur lebih cepat.
Baca Juga: Keputihan Tanda Hamil Seperti Apa?
Tahapan-Tahapan Proses Fertilisasi
Proses fertilisasi atau pembuahan adalah saat sperma dan sel telur bergabung bersama. Itulah salah satu dari banyak langkah yang terjadi hingga terjadinya kehamilan.
Pembuahan berkaitan erat dengan siklus menstruasi pada wanita. Proses kehamilan dapat terhitung dari siklus menstruasi. Siklus menstruasi dengan rentang rata-rata 28 hari adalah:
- Hari ke-1: menstruasi berlangsung.
- Hari ke-14: ovulasi terjadi.
- 24 jam setelah ovulasi: sperma membuahi sel telur (terjadi pembuahan).
- 6 hari setelah pembuahan: sel telur yang telah terbuahi akan turun ke rahim.
- Hari ke-21: Jika pembuahan dan implantasi berlangsung, maka kehamilan terjadi.
Namun, guna mendapatkan hasil tes kehamilan yang positif mungkin memerlukan waktu sekitar 5-7 hari setelahnya. Siklus menstruasi menggambarkan urutan proses yang terjadi dalam tubuh wanita untuk mempersiapkan kehamilan setiap bulannya. Tahap ovulasi dalam siklus menstruasi ketika ovarium melepaskan sel telur untuk pembuahan atau fertilisasi.
Produksi sperma oleh pria mulai di buah zakar mereka. Selama ejakulasi, jutaan sel sperma lepas dengan tujuan tunggal, yaitu menemukan sel telur untuk dibuahi.
Ketika pasangan melakukan hubungan seks tanpa pelindung (kondom), sel sperma akan berenang melalui vagina dan masuk ke saluran tuba. Jutaan sperma akan berjuang untuk mencapai sel telur.
Namun, hanya satu sperma yang akan berhasil menembus sel telur. Jika sperma tidak berhasil membuahi sel telur, maka sel telur akan luruh bersama dinding rahim yang menebal (darah menstruasi).
Proses fertilisasi atau pembuahan yang berhasil akan menghasilkan sebuah zigot. Zigot kemudian turun ke rahim dan membelah diri menjadi banyak sel.
Kelompok sel hasil pembelahan diri tersebut disebut blastokista. Blastokista akan menempel pada dinding rahim (endometrium) dan proses penempelan ini atau terkenal dengan nama implantasi.
Jika implantasi terjadi, sel akan terus membelah hingga berkembang menjadi janin dan membentuk plasenta. Begitulah, proses terjadinya fertilisasi atau pembuahan hingga terjadinya kehamilan.
Baca Juga: Pembuahan pada Sistem Reproduksi, Seperti Apa?
Apa Itu Fertilisasi Buatan?
Selain fertilisasi alami ada juga fertilisasi buatan. Fertilisasi buatan adalah proses pembuahan dengan metode medis untuk mengatasi masalah kesuburan sehingga dapat terjadi kehamilan.
Pada proses fertilisasi buatan, terkadang, sperma akan dicuci atau “disiapkan” untuk meningkatkan kemungkinan seorang wanita untuk hamil. Ada dua cara untuk melakukan fertilisasi buatan, meliputi:
1. Inseminasi Intraserviks (ICI)
Inseminasi intraserviks (ICI) adalah jenis fertilisasi buatan dengan cara memasukkan sperma ke dalam serviks. Serviks adalah saluran yang berada tepat di luar rahim.
Pemantauan waktu ovulasi menggunakan kalender, USG, dan pengukuran suhu basal tubuh secara teratur. Lalu, sperma akan masuk ke dalam serviks melalui vagina menggunakan jarum suntik khusus.
Setelah itu, wanita tersebut sebaiknya berbaring selama 15 hingga 30 menit agar sperma bisa naik ke dalam rahim. Hasil dapat diperiksa kurang lebih 2 minggu setelahnya, apakah berhasil atau tidak.
2. Inseminasi Intrauterin (IUI)
Inseminasi intrauterin (IUI) adalah prosedur memasukkan sperma melewati serviks dan langsung ke dalam rahim menggunakan alat tipis khusus, disebut spekulum. Langkah-langkah yang dilakukan pun mirip dengan ICI dan biasanya dilakukan langsung di rumah sakit dengan sperma yang disiapkan khusus. Air mani akan dicuci atau “disiapkan” untuk menghilangkan protein potensial yang dapat mempengaruhi pembuahan. Hal ini membuat sperma menjadi lebih pekat dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
3. Fertilisasi In Vitro (IVF)
Fertilisasi in vitro (IVF) merupakan salah satu perawatan kesuburan yang paling sering terlintas ketika seseorang berpikir tentang pengobatan reproduksi. Dengan IVF, sperma akan membuahi sel telur di ruang laboratorium. Pembuahan akan terjadi di luar tubuh manusia. Setelah pembuahan terjadi, barulah embrio yang berhasil akan ditanamkan ke dalam rahim wanita. Embrio itulah yang nantinya akan menjadi janin dan membentuk kehamilan.
Baca Juga: Fungsi Ovarium pada Sistem Reproduksi Wanita
Bagaimana Cara Membedakan Fertilisasi yang Berhasil dan Tidak?
Fertilisasi yang berhasil secara normal adalah ketika sperma dan sel telur berhasil menyatu hingga membentuk janin dan melahirkan bayi. Namun, bagaimana dengan fertilisasi buatan? Keberhasilan fertilisasi buatan atau inseminasi tergantung pada pendekatan yang diambil. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan adalah usia wanita (kurang lebih 35 tahun), penggunaan obat kesuburan, dan masalah kesuburan yang dimiliki.
Menurut hasil penelitian pada Jurnal Human Reproduction, menyatakan bahwa tingkat keberhasilan ICI adalah 37,9 persen dan IUI 40,5 persen setelah enam kali perawatan. Sedangkan, tingkat keberhasilan IVF dapat mencapai 50 persen serta merupakan metode paling efektif. Fertilisasi terjadi saat sperma berhasil melebur dengan sel telur, membentuk zigot yang mewarisi gen kedua orang tua.
Proses ini berkaitan dengan siklus menstruasi, di mana ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14. Jika sperma gagal menembus sel telur, zigot tidak terbentuk.
Jika, seorang wanita kesulitan untuk hamil, maka jalan lain yang dapat dilakukan adalah mengikuti program fertilisasi buatan. Fertilisasi buatan terbagi menjadi 3 cara, yaitu ICI, IUI, dan IVF. Fertilisasi buatan yang paling efektif dengan tingkat keberhasilan tertinggi adalah IVF. Jika Anda memiliki gangguan kesuburan jangan ragu untuk membicarakan dengan ahlinya. Konsultasikan dengan dokter agar Anda mendapatkan penanganan yang tepat.
Telah direview oleh dr. Sony Prabowo
Source:
Tim Konten Medis